Skip to main content

Kepandaian Imam Syafi’i tentang Ilmu Pengetahuan

Kepandaian ImamSyafi’i tentang Ilmu Pengetahuan



Berhubung dengan riwayat tersebut maka dapat diketahui kepandaian Imam Syafi’i seperti berikut:
a.       Beliau adalah seorang ahli dalam bahasa Arab, kesusastraan, syair dan sajak. Tentang syairnya ketika usia 15 tahun sudah diakui oleh para ulama ahli syair. Kepandaiannya dalam mengarang dan menyusun kata yang lebih indah dan menarik serta nilainya yang tinggi, menggugah hati para ahli kesusastraan bahasa Arab, sehingga tidak sedikit ahli syair pada waktu yang belajar kepada beliau.
b.      Beliau sejak berusia 15 tahun sudah termasuk seorang alim ahli fiqih di kota Makkah dan sudah diikutsertakan dalam majelis fatwa dan lebih tegas lagi beliau disuruh  menduduki kursi mufti.
c.       Kepandaiannya dalam bidang hadits dan ilmu tafsir dapat kita ketahui ketika beliau msih belajar kepada Imam Sofyan bin Uyainah di kota Makkah. Pada waktu itu beliau boleh dikatakan sebagai seorang ahli tafsir. Sebagai bukti apabila Imam Sofyan bin Uyainah pada waktu mengajar tafsir al-Qur’an menerima pertanyaan-pertanyaan tentang tafsir yang agak sulit, guru besar itu segera berpaling dan melihat kepada beliau dulu, lalu berkata kepada orang yang bertanya: “Hendaknya engkau bertanya kepada pemuda ini”, sambil menunjuk tempat duduk Imam Syafi’i.[1]
d.      Beliau adalah seorang alim ahli hadits. Terbukti, kecuali semenjak sebelum dewasanya sudah hafal kitab Al Muwaththa’, beliau belajar ilmu hadits kepada Imam Sufyan bin Uyainah di kota Makkah, dan selanjutnya menyelami ilmu hadits dengan lebih dalam lagi kepada Imam Maliki di kota Madinah.
e.       Dari pernyataan para guru, para sahabat dan para murid Imam Syafi’i pada masa itu adalah cukup menjadi bukti yang menunjukkan kepandaian beliau tentang ilmu pengetahuan.[2]




[1] M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996, hal.206
[2] Moenawar Chalil, Op.Cit, hal.176-177

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGERTIAN IPS DAN PENDIDIKAN IPS

MAKALAH PENGERTIAN IPS DAN PENDIDIKAN IPS I.               PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dengan segala sesuatu yang berbentuk kemsyarakatan. Sebagai makhluk sosial sangat perlu untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan hal-hal sosial yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Dengan mempelajari ilmu-ilmu sosial kita dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat berinteraksi dan peka terhadap lingkungan sekitar kita. Ilmu Pendidikan Sosial yang kita kenal sebagai mata pelajaran di akademik ternyata sangat perlu kita kaji dan perdalam untuk bekal kita dalam kehidupan ini. Ilmu sosial yang mencakup banyak hal seperti sosial, ekonomi, geograpi, sejarah, antropologi, itu memuat banyak hal yang membahas mengenai kehidupan di masyarakat. Dengan ruang lingkup yang sangat luas itulah kita harus mengkaji satu persatu secara detail demi pemahaman kita tentang ilmu-ilmu tersebut sehingga kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan se

Kaidah-kaidah Kesahihan Hadits

Kaidah-kaidah Kesahihan Hadits a.     Unsur-unsur Kaidah Mayor Sebelum diuraikan unsur-unsur kaidah mayor lebih lanjut, perlu dijelaskan arti dari kaidah itu sendiri. Secara etimologis, kata kaidah berasal dari bahasa arab قاعدة yang artinya alas bangunan, aturan atau undang-undang. Kaidah juga diartikan sebagai norm (norma), rule (aturan), atau principle (prinsip). Dalam konteks makalah ini, kaidah kesahihan hadis dipahami sebagai aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang telah dirumuskan oleh para ulama hadis untuk meneliti tingkat kesahihan suatu hadis. Kaidah kesahihan hadis dapat diketahui dari pengertian hadis sahih itu sendiri. Para ulama telah memberikan definisi hadis sahih yang telah diakui dan disepakati kebenarannya oleh para ahli hadis, di antaranya sebagai berikut : الحديث الصحيح هو الحديث الذي اتصل سنده بنقل العدل الضابط عن العدل الضابط الى منتهاه ولا يكون شاذا ولا معللا “Hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya (sampai kepada Nabi), yang diriwa

MAKALAH TENTANG AS-SUNNAH

I.                    PENDAHULUAN Bahwasannya ilmu Ushul Fiqih merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan seorang mujtahid didalam menjelaskan nash-nash dan mengelompokan sebuah hukum yang tidak terdapat nashnya, juga merupakan ilmu yang sangat diperlukan oleh qadh’I didalam memahami isi undang-undang secara lengkap, disamping pelaksanaan perundang-undangan secara adil sesuai dengan maksud syar’i. Dalam hal ini kami akan membahas sumber hukum islam yang ke-2 yaitu As-Sunnah, ulama Fiqh memandang As-sunnah secara etimologi berarti jalan, tetapi kalau kata ini dikaitkan dengan Rasulullah SAW, baik dalam kata ataupun pengertiannya, maka maksudnya adalah suatu sabda atau perbuatan atau taqrir beliau. [1] II.                 RUMUSAN MASALAH A.     Apa pengertiandan   fungsi As-Sunnah dalam pembinaan hukum islam? B.      Macam-macam As-sunnah serta perbedaannya dengan Al hadist dan astsar C.      Apa kehujjahan Assunnah? D.     Hubungan anatara Al-Qur’an dan Assunnah III.